Warung Bang Hoody (WBH)

Latest Posts
Ada tradisi berbagi unik yang saat ini masih dilestarikan dengan baik di kota Naples, Italia. Tradisi itu disebut caffe sospeso, yaitu membayar dua kali lipat harga secangkir kopi. Pihak yang membayar hanya menerima secangkir kopi, sedangkan secangkir lain yang sudah dibayar akan disediakan untuk orang lain yang membutuhkan, biasanya para tunawisma. Bagi masyarakat Naples yang sebagian besar merupakan kelas pekerja, tradisi berbagi ini dilakukan sebagai tanda bersyukur jika mereka sedang merasa beruntung.
Caffe sospeso yang juga dikenal dengan istilah pending coffee itu ternyata begitu menginspirasi Bang Hoody, pemilik kedai makan Warung Bang Hoody di Jakarta Selatan. Bang Hoody pun kemudian memperkenalkan Ramtis atau nasi rames gratis, yang konsepnya ingin dijalankan serupa dengan pending coffee. Seporsi nasi rames siap disajikan kepada siapapun yang meminta dan merasa membutuhkan.
“Orang yang kasih dan yang dikasih tidak saling kenal. Jadi ini bentuk saling berbagi tanpa lihatbackground apapun, baik itu agama, suku, juga golongan,” kata pria yang bernama asli Hood Assegaf ini saat ditemui Bertutur.
Lalu bagaimana jika ada orang yang turun dari mobil mewah tapi juga minta seporsi Ramtis? “Nggak masalah. Nabi pun pernah mengatakan setiap orang yang meminta itu punya hak untuk diberi walaupun datang di atas kuda. Kalau kuda di zaman sekarang itu sekelas mobil kali ya,” ucap Bang Hoody.
Pengunjung bisa dengan mudah terlibat. Tak perlu membayar dua kali lipat untuk satu porsi dari harga yang tercantum di menu. Uang kembalian pun bisa diberikan sebagai donasi. Dengan demikian donasi itu akan dikumpulkan untuk kas pembuatan Ramtis.
Pria yang selalu memakai hood ini juga mengatakan tak masalah jika Ramtis itu mau dimakan langsung di restorannya atau dibungkus. “Yang pasti makanan yang disajikan selalu fresh karena baru akan dibuat saat ada yang meminta. Kalau ada yang pesan, saya sendiri siap mengantar,” kata dia. Nasi rames yang disediakan cukup mengundang selera, dengan lauk suwiran ayam, potongan tahu-tempe, sayuran segar, serta kerupuk.
Ramtis ini sebenarnya sudah berjalan sejak 2013. Namun ketika itu yang dijalankan masih dalam bentuk donasi, dan belum melibatkan pengunjung. Kemudian pada suatu hari, ada seorang pengunjung yang mengaku siap memberikan donasi agar Warung Bang Hoody bisa terus membagikan nasi kepada pihak yang membutuhkan. “Tapi waktu itu saya masih menolak. Karena belum banyak yang tahu, terus nasinya mau dikasih ke siapa?”
Informasi ini pun kemudian mulai tersebar dari mulut ke mulut. Misalnya saja jika pada suatu hari datang seorang pemulung yang datang untuk meminta Ramtis, besoknya pemulung itu akan membawa teman pemulung yang lain. Meski menargetkan bisa memberi 100 bungkus Ramtis per hari, saat ini Bang Hoody mengaku baru bisa menyediakan 10 bungkus Ramtis tiap harinya.
Sejumlah kafe di luar Naples sebenarnya juga sudah menerapkan tradisi ini. Selain untuk berbagi, caffe sospeso ternyata cukup efektif untuk meningkatkan penjualan. Tapi Bang Hoody membantah kalau Ramtis yang akan dibagikan dengan mengadopsi caffe sospeso itu dilakukan untuk meningkatkan penjualan.
“Tujuannya untuk amal. Karena saya juga pernah merasa nggak enak betul jadi orang susah,” ujarnya.
Meski berasal dari keluarga berkecukupan yang merupakan pengusaha restoran, ini tak membuat perjalanan hidup Bang Hoody berlangsung mudah. Bang Hoody kemudian menceritakan pengalamannya ketika mencari kerja hingga ke Australia. Meski tak punya modal yang cukup, dia nekat memenuhi panggilan kerja di negeri kangguru.
“Karena nggak punya duit, saya tunggu bus dari satu tempat ke tempat lain. Waktu itu musim dingin dan saya betul-betul terlihat menggigil. Tapi ada dua orang datang menghampiri saya dan kasih saya duit 20 dolar (Australia) agar saya bisa pulang naik taksi. Bayangkan, mereka nggak kenal saya, nggak tahu agama saya, suku saya, dan latar belakang saya lainnya. Tapi tetap mau menolong.”
Pengalaman itu dianggapnya sangat menginspirasi kehidupan dia setelahnya. Setelah kerja kerasnya dirasa cukup berhasil dalam membangun Warung Bang Hoody, inspirasi untuk saling berbagi pun ingin terus dilestarikan.
Bagi Anda yang tertarik untuk ikut berbagi atau mendapat jatah nasi, silakan datang langsung ke Warung Bang Hoody, di Jalan Pejaten Barat Raya No. 71 Jakarta Selatan. 
Artikel Dimuat di bertutur.com

BANG HOODY


Kunjungan Cak Nun atau Emha Ainun Najib 
di Warung Bang Hoody / WBH 
untuk santap sahur tanggal 21 Juli 2014



Warung Bang Hoody / WBH
Jalan Pejaten Barat Raya No. 71 Jakarta Selatan. Disamping sekolah Australian International School 
Call for reservation at 021-40832934 
or mention @warungbanghoody
Yuk Nikmatin Bedanya sate kambing 
atau ayam zaitun WBH....

Harga dua puluh lima ribu (Rp. 25.000)

Dengan kecap dan bumbu kacang special buatan kami plus siraman minyak Zaitun


Warung Bang Hoody / WBH
Jalan Pejaten Barat Raya No. 71 Jakarta Selatan. Disamping sekolah Australian International School 
Call for reservation at 021-40832934 
or mention @warungbanghoody
Terong daging keju cuma LIMA BELAS RIBU RUPIAH (Rp. 15.000) di Warung Bang Hoody / WBH




Warung Bang Hoody / WBH
Jalan Pejaten Barat Raya No. 71 Jakarta Selatan. Disamping sekolah Australian International School 
Call for reservation at 021-40832934 
or mention @warungbanghoody
Sampe juga Warung Bang Hoody (WBH) 
ke Mas Tommy



Menu : Nasi Keju Isi Kambing

Makanan enak bisa anda temukan dimana saja..

tapi untuk makanan yang unik dan kreatif? 

Insya allah hanya WBH yang berani